Part 2... Taiyo no uta fanfic

"kemarikan papan surfboard mu." tanpa ku sadari ibu menarik papan surfboard q.
"bu... Jangan... Jangan..."
"kerja mu surfing saja lihat nilai mu tak da perubhan"
" iya... Iya q janji q akan belajar." Q tarik kmbli papan surfboard ku dari genggaman ibu.

" aku berangkat." triak q lantang.
Ku kendarai sepeda motorku, q tinggalkan ibu ku yg mash berdiri di depan pagar rumah ku.

-Amane-
ku lihat kau berlalu, q tau tempat yang kau tuju, q tau it...

-kouji-
Seperti biasa q menunggu Yutta dan Haruo d halte dpan rmah mu. Ya, merka tak p'nah tepat waktu, langit msh t'lhat kelabu...
Siiing...
Angin it lagi, aku t'tunduk sejenak mengenangmu. Aku bisa lihat kamar mu dari bwh sni, tampak gelap dulu kau slalu mengintip q dr sana. Ya, senyum q merekah, mengingat masa2 it.
"kouji, haruo melompat ke arah ku."
"hyaaa..."

"sial..." q memukul kepala haruo dg helm.
"Aw... Hah, gila kau cuaca mendung sp'ti in membwa surfboard." mereka b'dua menertawai q.
"diam saja kalian."
"Ya, sdah. Ayo b'agkt orang aneh." mereka kmbli menertawai q. Q msh t'paku mengamati kamar mu.
"Hey, kouji. Kau tidak sdang b'rencna tuk mrampok rmah it khan?" lagi-lagi mereka mengejek q.

-Amane-
aku melihat mu, aku mash melihat mu dr sni...
Kouji tlah p'g.

-Amane-
kau b'lalu dg sepeda motor mu, q mash mengamati mu dr kamar q. Dapat ku rasakan perasaan it kmbli mengusik q, q tak kn pernah lg dpt menggapaimu...
Aku tertunduk, rasa rindu it kmbli hinggap dlm dri ku. Ku amati sekeliling ku tak da yg bnyk brubh kmar q msh sma persis, saat ku tempati dlu. Gitar tua ku dsandarkan ddkat jendela tempat dimana q sering mengintip kouji dsna...
Ruang bwah keliatan sepi q yakin mereka sdah b'angkat ke rumah makan kami yg ayah beri nama "KAORU" nm ku...

-kouji-
pelajaran hari in mash sangat membosankan, entahlah masa bodoh dg celoteh guru ku it. Q hanya berharap mendung hari in tak b'ujung hujan. Aku mungkin seperti orang konyol yg trus memperhatikan langit hari in, seperti anggapan Haruo yg sdri td memerhtikan ku mendongak ke arah luar.
" kouji, kau benar2 aneh hari in"
ku tak t'lalu memerhtikan y.
Aku terus memandang langit yg smakin lma semakin bru,
"Yeah,.." tanpa ku sadari aku berteriak.
" Ada apa kouji?" seorang guru menanyai ku, smua p'hatian siswa t'tuju padaku.
" Ah, ehm... Tdak... Tdak ad apa2 pak... Maaf... Maaf..."
" aku benar bkan? Hari ini kau smakin aneh..." haruo b'bsik pd ku.
"Diam kau, hari in kita akan surfing"
"Hah?!! Tidak2 q tdak mau... Ombak pantai pasti sngat tnggi saat in, q tdak mau." Rupanya Haruo mencba menolak q.
"Kalau begitu tmani q kpantai hari in."
"Ah, ehm..."
"Apa kau cb menolak q lg?"
" iya iya baiklah, jika sampai terjadi apa2 pd drimu jngn salahkn kami b'dua!''
"oke... Baiklah..."

-Amane-
petang in q menunggu mu dtepi pantai, angin sepoi2 menyisir rambutku. Q bru bisa merasakan y saat in...

-Kouji-
"Hei... Kalian yakin tdak mau iktan?" q b'teriak kearah kdua tman q yg msh duduk dtepi pantai, mereka menggeleng hampir b'samaan.
"Ah, kalian payah. Seru..."
Tak q sangka gelombang besar mengombang-ambing kan dri ku...
" koujii...." mereka b'teriak kearah ku.
"Aaaaarrrggghhhh,.." kurasakan benda dingin masuk dalam tenggorokan ku.
Entah berapa banyak air yang ku telan, perutku serasa penuh, dada ku panas seolah terbakar sebentar lagi aku akan pingsan,atau bisa saja aku mati ya mati saat ini juga. Aku saa sekali tak bisamenggerakkan badan ku surfboard ku entah hilang kemana sekelilingku hanyalahair. Badanku emakin lemas dadaku juga semakin terbakar tetapi mataku masihterbuka, mungkinkah aku selamat?
-Amane-
Kouji tenggelam, tubuhnya terombang-ambingombak, kau bodoh kouji, kou bodoh....
"Baka......" teriakku
Ia belum terlihat, ia masih tertelan ombak,sementara kedua temannya tengah sibk mencari pertolongan. Aku pun semakin panikapa aku harus menyusul mu kesana?
-Kouji-
Aku hanya bisa diam menunggu pertolongan itupun jika ada seseorang yang menolongku, jikalau pun tk ada yang menolongku akuhanya bisa pasrah menunggu saat itu. Kalau pun aku harus mati saat ini juga akuakan menerianya. Bukankah kau telah menungguku "Kaoru"..... mungkinkah saat inikau bermaksud menjemputku?
Pandanganku semakin gelap, detak jantungkusemakin lemah, aku lelah....aku lelah sekali......


-Amane-
Kau pasti selamat Kouji, kau pastiselamat.....
Sekelompok orang menarik tubuhu yang pucat.
"Perutnya keras sekali, sepertinya ia minumbanyak air."  Tim medis berlarianmengelilingimu. Aku hanya bisa berdo'a dan terus berdo'a.
"Bagaimana? Masihkah denyutnya?" tanya seorangdari anggota tim tersebut.
"Ya, tetapi lemah sekali."
AyoKouji berjuanglah, berjuanglah....
Ruang ICU
Kau belum juga bangun, beberapa perangkatmedis menempel ditubuhmu. Tabung respiratori terlihat kembang kempis, layar EKGmasih menujukkan frekuensi detak jantungmu.
-Kouji-
Aku bisa melihat wajahku, aku bisa melihatseluruh tubuhku. Aku bisa melihat diriku yang seutuhnya, mungkinkah aku...mungkinkah aku mati.... tidak.... tidak.... ku pasti belum mati, apa apa bendayang menempel ditubuhku itu. Ah, bukan aku belum mati ya aku belum mati, akuhanya....aku hanya..... aghhhhh...... entahlah.......
Hei siapa gadis itu sejak tadi berdiri didepan tubuhku yang lemah, sepertinya aku mengenalinya tapi siapa?
-Amane-
Entah berapa lama aku berdiri di depan mu, Ibumu diluar sana terus menangis, kedua teman mu itu juga masih menuggumu denganlesu, tahukah kau mereka mencemaskanmu.
Eh, u rasakan sesuatu mendekatiku. Ya, udaradingin ini sama seperti milikku. Mungkinkah ada seorang lagi selain diriku.
-Kouji-
"Hei.... siap........"
Apa, aku tidak percaya, aku benar-benar takhabis pikir. Bagaimana bisa, bagaimana isa dia.... dia oh bukan aku salahmungkin aku salah. Bukan... bukan ini gila.
-Amane-
Mungkin ekspresiku didepannya bodoh saat ini,entahlah perasaanku kembali seperti dulu lagi. Apa yang hrus ku ktakan apa-apa?Mungkinkah wahjahku memerah saat ini, ah.... apa yang ku pikirkan bodoh sekaliaku, aku terus menuduk rupanya ia tidak henti-hentinya memandang ku. Hentikanitu Kouji teriakku dalam hati.
Ku beranikan diri untuk mengangkat wajahku.
"Ha.....Hai......."
Ekspresinya belum berubah wajahnya konyolsekali, ingin rasanya aku mencubit pipiny saat ini, entah harus bahagia ataukah sedih diriku saat ini.
"Hai...." sekali lagi aku menyapanya, matanyatak berkedip. Aku mengerti ia mungkin belum percaya.
"Ya, ini aku."
-Kouji-
Kaoru, Amane Kaoru tepat didepanku. Gadis yanghidup dengan gelapnya malam.
"Tunggu.... tunggu dulu aku salah, aku salah....."au menepuk-nepuk wajahku. Kaoru msih berdiri memerhatikanku. Bukan ini benarini nyata, tanpa pikir panjang aku berlri memeluknya.
-Amane-
Glek....
Lagi perasaan itu muncul lagi, Koujimemelukku. Hah, ya dia bisa menyentuhku.
-Amane & Kouji-
Kami tak banyak bicara, rasa sungkan itudatang lagi. Wajah kami yang memerah karena malu-malu tak terlihat lagi, yayang terlihat hanya pucat. Kouji masih dengan tingkah konyolnya. Saat ini kamiduduk didepan tubuh Kouji yang terkuai.
"Eh, rupanya wajahku tampan juga ya?" Koujimemulai pebicaraan.
"hah, " aku hanya tersenyum.
"Pantas, saja setiap hari kau mengintipku darijendela itu."
"ah... eh.... bukan-bukan karena itu." Aduh,apa aku salah bicara?
"Hei.... tak usah canggung begitu. Aku hanyabercanda." Kouji menepuk kepala ku.
"Kaoru, aku rindu......" apa yang dikatakanKouji tadi.
"Hm... aku mengerti. " aku mengangguk tandamengerti.
"Apa kau bermaksud menjemputku?" Kouji menatapwajahku.
"Ah... bukan bukan aku tak....." aku belumselesai ku melengkapi kalimatku Kouji memotongku.
"Ya... aku akan pergi, aku akan pergi denganmu." Kouji meraih tangan ku. Aku genggam tangannya erat kemudian tersenyum, akumengangguk kemudian mengajaknya keluar. Tak perlu membuka pintu lagi, kamihanya cukup menembus dinding, gila memang tapi ini yang kami alami.
"Kouji, lihat yang dipojok itu Ibumu."
"Ibu?"
Aku mengangguk mengiyakan.
"Iya, itu Ibu mu betaa cemasnya dia. Lihatdisana, kedua sahabatmu tengah menunggumu."
Kouji terdiam wajahnya serius.
"Tapi.... kau tahukan betapa bodohnya akudikelas? Sepertinya tak ada yang perlu aku lakukan lagi selain...."
Genggaman tanganku yang semakin eratmembuatnya terdiam, aku menggeleng kemudian meletakkan jariu didepan bibirnya.Kouji kembali menunduk,
"Belum saatnya kau pergi Kouji."
"Tapi..... "
Aku menatapnya.
"Baiklah kita lihat saja nanti." Kouji masihteguh pada pendiriannya. Dasar keras kepala.
"Ayo..." Ia menarik lenganku.
"Mau kemana kita?"
"Kesuatu tempat."
"apa itu?" tanya ku lagi penasaran.
"Kau akan tahu nanti....." bisik Kouji.
Tempat apa ini aku belum pernah mengunjungitempat seperti sebelumnya.
"Apa ini?" tanya ku pada Kouji.
"Bukit belakang sekolah."
"Sekolahmu?"
"Hm... ya." Kouji mengangguk.
"Tak pernah ku sangka ada tempat seindah iidibelakang ekolah. Kau sering kesini?"
"Kadang, di musim panas aku e tempat ini untukberburu kumbang."
"Nee.... Kumbang?"
"ya, kumbang."
Aku tersenyum membayangkan tingkahnya saatberburu kumbang.
Aku merasa ada yang memerhatikan kami saatini, entah siapa aku tak bisa begitu jelas melihat ke arah sosok itu.
"Nani?"
"tidak...kau merasa tidak ada yangmemerhatiakan kita."
" Ah, hontou....kita khan tidak telihat.Sudahlah kau tidak usah membuat-buat."
"tidak, benar aku merasa ada yang memerhatikankita."
Kouji masih tak memerhatikn aku tapi sosok ituku rasakan semakin dekat, dekat hingga tepat berdiri dibelakang kami. Iamenggunakan jubah hitam dengan kerudung menuui kepalanya. Aku menarik lenganKouji kemudian meremasnya keras. Kouji berbalik
"Kyaaaa................" i berteriak histeris.
"Hei, jangan main-main. Siapa kau? Sekarangbukan malam hallowen atau april moop. Ii tidak lucu." Kouji memaki-maki sosokitu. Aku menarik-narik lengan Kouji sebagai tanda isyarat. Sosok itu masihberdiri didepan kami tanpa bericara sepatah kata pun, kami juga tidak dapatmelihat wajahnya dengan jelas. Entah, makhluk apa yang berada tepat di epankami saat ini.
Tak lama berselang sosok itu bertambah satulagi, sama mereka menggunakan jubah hitam. Mereka mendekat pada kami kemudianmenarik lengan ku dari genggaman Kouji.
"Hei... Kau apa khan dia." Kouji memberontakia berusaha merebutku dari sosok itu. Namun, payah seorang lagi menahantangannya yang berusaha meraih ku. Aku tak vbisa engelak pegangannya kuatsekali. Tanganku terasa diplintir.
" Hei... leas khan Amane ku."
DEG.....
Amane ku..
"Lepaskan dia, hei jangan sakiti dia." Koujiterus berteriak. Sosok itu tak memerhatikannya.
"Kau harus pulang....." Bisik sosok itupadaku.
"Ah......"
"Kau harus pulang Amane," bisik ny a lagipadaku.
Aku masih diam kuberanikan untuk menatap sosokitu. Namun, aku masih saja tak daat melihat wajahnya.
" Apa maksudmu? Tempat Amane Kaoru  disini." Kemarahan Kouji semakin menjadi.
"Kau juga hrus kembali Kouji." Bisik sosok itupada Kouji
"Aku akan disini aku akan tetap disini denganAmane." Bentak Koouji
"Kau harus kembaii Kouji....Kau harusKembali."
Aku berusaha mencerna perkataan ssok itu. Yah,ungkin saat nya aku pulang, pulang ke tempat yang sempurna. Dan saat ini belumsaatnya Kouji menemaniku namun pasti suatu hai nanti aku akan bersamanya lagiselamanya.... selamanya.... aku mengangguk, dadaku terasa sesak, mataku terasahangat bulir-bulir air mata mengalir lembut dipipiku. Perlahan-lahan tubuhkumelebur, Kouji masih berdiri bersama sosok itu memandangiku yang harus pergi.Aku dapat melihatnya menangis, menngis atas kepergianku. Selamat tinggal Koujisuatu hari lagi kita akan bertemu.
__MCE_ITEM__-         Kouji-
"Bagus.... jadi ini maksudmu."
Sosok itu tak meerdulikanku,
"Hei... biaralah... ayo bicara padaku....katakan sesuatu aku tahu kau tidak bisu." Kemarahanku semakin menjadi
"Kau harus kembali."
Sosok ini benar-benar menjengkelkan.
"Kenapa kau tak membewaku bersamanya?"
"Belum saatnya Kouji."
Ia menarik lenganku kuat, aku dibawanyakembali ke rumah sakit tubuhku yang lunglai dilengkapi dengan peralatan medis.Seorang dokter dan beberapa perawat berdiri disampingku. Aku melirik ke arahsosok itu, aku tahu ku dalam keadaan krisis saat ini, tangisan ibu dapat kudengar. Aku menunduk, tapi ini lah pilihan. Ku dekati tubuhku yang lunglai itu.
"Maafkan aku... maafkan aku...."
Aku dapat merasakan sesuatu mengalir dipipiku.Ya, dingin aku menagis aku menngis. Pelan-pelan ku coba utuk membuka mataku.
"akh.... akh..." ku rasakan sakit disekujurtubuhku.
Ibuku terlihat histeris ia mendekatiu.
"Kau sudah sadar Kouji..."
"Ah... kouji sudh sadar.... Hai Kouji selamatdatang kembali." Haruo menyabutku. Aku hanya bisa tersenyum. Hm... ya akukembali, kembai kekehidupanku lagi.
Saatnya meulai perubahan, perubahan kehidupanku yang lalu.
Sampai jumpa Amane, tenanglah kau disana
I wil so miss you.....
I REMEMBER YOU.....
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
Reddit

1 Response to "Part 2... Taiyo no uta fanfic"

  1. shichiko says:

    sepi

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme